🀄 Kerajinan Yang Dihasilkan Perempuan Di Lombok Adalah Kain
Inilahbeberapa macam kerajinan yang dihasilkan oleh para penduduk lokal Sulawesi Utara, yaitu : 1.Anyaman dari Bambu. Anyaman bambu adalah suatu kerajinan tangan yang dihasilkan dari bambu. Anyaman bambu biasanya dibuat oleh warga di Minahasa. Mereka memiliki kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dari bambu.
1.$ Berikut ini tujuan manusia berinteraksi dengan lingkungan adalah . $2.$ Interaksi manusia dengan lingkungan bersifat timbal balik artinya. $3.$ Mengapa manusia harus menjaga lingkungan alam? $4.$ Kerajinan yang dihasilkan perempuan di Lombok adalah .. $5.$ Nama desa adat di Flores adalah ..
Kesenian, Nusa Tenggara Barat. Selain terkenal karena keindahan alam, Lombok juga memiliki kerajinan tradisional yang sangat indah. Kain sesek namanya. Kain khas suku asli Lombok ini telah menjadi kebanggaan masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Biasa digunakan sebagai baju adat atau hiasan, pembuatan kain sesek masih menggunakan cara tradisional.
Bahandan peralatan yang kamu perlukan untuk membuat kerajinan ini adalah kain flanel beberapa lembar, benang, jarum jahit, dan gunting. Cara pembuatannya sangat mudah dan simpel. Selengkapnya, kamu bisa mencari tutorial detailnya di youtube ya, sahabat! Nah, itulah 10 ide menarik kerajinan dari bahan kain flanel yang bisa saya bagikan.
jtU5RU. Sobat Pesona sudah tahu dong kalau Suku Sasak adalah suku asli yang mendiami Pulau Lombok. Etnis ini menjunjung tinggi keahlian menenun, bahkan sudah mengajarkan kemampuan menenun pada anak-anak perempuan sejak usia dini, lho! Tak heran kalau pada akhirnya mereka menjadi penenun yang piawai. Konon nama Sasak memang memiliki kaitan erat dengan tenun-menenun yang disebut sebagai sèsèk. Kata sèsèk ini berasal dari kata “sesak” atau “sesek”. Menenun khas suku Sasak memang dilakukan dengan cara memasukkan benang satu-persatu yang disebut dengan sak sak. Lalu benang tersebut dirapatkan hingga sesak dan padat. Bahkan alat tenun yang digunakan pun mengeluarkan bunyi, sak…sak…ketika sedang digunakan. Namun rujukan penyebutan nama Sasak yang pertama kali konon terdapat dalam Prasasti Pujungan yang ditemukan di Tabanan, Bali. Prasasti ini diperkirakan berasal dari abad ke-11. Selain itu, kata Sasak juga ditemukan di dalam Kitab Negara Kertagama. Bagi suku Sasak, kain tenun amat berhubungan dengan budaya. Di beberapa desa yang masih mempertahankan adat, para perempuan lazim mengenakan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari. Selain itu, beberapa upacara adat dan keagamaan pun menggunakan kain adat sebagai sarananya. Karena menjadi bagian dari adat itu sendiri, keahlian menenun diwariskan dari generasi ke generasi suku Sasak sejak dini. Maka tak jarang kita temui anak-anak perempuan berusia 9 tahun sudah aktif menenun. Maklum saja, bagi seorang wanita Sasak, kemampuan menenun adalah sebuah kewajiban. Bahkan mereka beranggapan bahwa seorang perempuan Sasak yang belum bisa menenun berarti belum mampu untuk berumahtangga. Sebelum menikah, perempuan Suku Sasak Lombok harus membuat tiga sarung tenun. Satu untuk diri sendiri, satu untuk suami, dan satu lagi untuk mertua perempuan. Ragam motif kain tenun Sasak dipengaruhi agama yang dianut suku ini. Sebelum masuknya Islam, motif kain tenun didominasi motif tumpal/pucuk rebung mirip deretan gunung sebagai perwujudan Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran dan motif hewan seperti burung. Motif tumbuh-tumbuhan, seperti sulur, pucuk rebung, pohon hayat, dan bunga bersusun delapan seperti bintang mendominasi setelah masuknya agama Islam. Sementara itu, motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Para wanita perajin suku Sasak masih mempertahankan peralatan serba tradisional, mulai alat memintal benang hingga penenunan. Kain tenun Sasak Lombok punya tekstur tebal, tidak mudah kusut, dan tak mudah luntur. Hal itu dihasilkan dari teknik pembuatan kain yang dilakukan para perempuan Sasak. Kualitas tenun pun sangat baik dengan kerapatan benang yang padat. Karena itu, pengerjaan sehelai kain berukuran 60 x 200 cm memakan 2-4 minggu, bergantung pada kerumitan motif. Belakangan di Lombok juga dijual kain buatan luar suku Sasak yang dibuat mirip namun hanya dibuat dalam waktu tiga hari saja. Walau harganya jauh lebih murah, tentu tidak dapat menandingi kain tenun asli Sasak yang memiliki susunan benang yang ditenun sangat rapat agar kain awet. Baca juga Pecinta Kain Tenun Wajib Mengunjungi 5 Desa Tenun DiIndonesiaAja Berikut Ini! Kualitas kain tenun tentu berbanding lurus dengan tingkat kesulitan, keahlian dan kesabaran yang diperlukan dalam pembuatannya. Maka tak heran harga kain tenun asli Suku Sasak terbilang cukup mahal, hingga mencapai jutaan rupiah. Namun selain nilai ekonomi dan kualitas, kita juga harus belajar menghargai nilai-nilai luhur dan tradisi yang terkandung di dalamnya. Selain itu, membeli produk asli Indonesia ini tentu juga akan berdampak positif bagi pengrajin suku Sasak itu sendiri. Sobat Pesona, saat nanti berkunjung ke Lombok, jangan lupa membeli sehelai tenun Sasak sebagai cendera mata, ya! Kain Tenun Sasak Clue Selain kainnya memang indah, kemampuan membuatnya jadi penanda kedewasaan perempuan Suku Sasak
Rabu, 08 Agustus 2018 thirteen01 Mutiara Nusa Tenggara Barat SEBANYAK 80% penduduk yang mendiami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, ialah suku Sasak. Suku ini amat piawai dalam menenun, khususnya kaum perempuan. Kaum perempuan di Lombok memiliki keterampilan menenun karena hal itu menjadi persyaratan ketika akan menikah. Mereka diwajibkan bisa membuat tiga kain, satu untuk dirinya sendiri, untuk suami, dan satu lagi untuk mertua perempuan. Perempuan Sasak menghabiskan hari menenun. foto Instagram theoricoblink Kini, perempuan Sasak banyak membuat kain tenun untuk dijual kepada wisatawan. Biasanya kain-kain indah hasil karya para perempuan Sasak itu dijual kepada koperasi. Pihak koperasi akan menjualnya kembali. Meskipun demikian, kain tenun Sasak tidak diproduksi massal untuk dijual. Kain hanya dibuat beberapa lembar untuk memenuhi permintaan wisatawan. Kain tenun Sasak punya warna menarik dan beragam motif. Ragam motif tenun Sasak amat dipengaruhi agama yang dianut suku ini. Sebelum masuknya Islam, motif kain tenun didominasi motif tumpal/pucuk rebung. Bentuknya segitiga yang mirip deretan gunung. Motif tersebut merupakan perwujudan Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran. Ada juga motif hewan seperti burung. Setelah masuknya agama Islam, motif tenun Sasak didominasi tumbuh-tumbuhan, seperti sulur, pucuk rebung, pohon hayat, bunga-bunga dan bunga bersusut delapan seperti bintang. Sementara itu, motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Aneka warna dan motif kain tenun Sasak. foto Instagram tonydempull Selain ciri khas motif dan warna yang beragam, kain tenun Sasak Lombok punya tekstur tebal, tidak mudah kusut, dan tak mudah luntur. Hal itu dihasilkan dari teknik pembuatan kain yang dilakukan para perempuan Sasak. Ada empat teknik dalam menenun kain Sasak, yaitu ane. Tenun pelekat Teknik tenun pelekat dilakukan dengan mencelupkan benang lungsin yang disusun secara sejajar dan benang pakan yang disematkan melintang ke benang lungsin ke dalam warna. Hasilnya, corak rias yang beraneka warna dengan bentuk kotak-kotak besar dan kecil. Umumnya kain sarung tenun yang dibuat dengan teknik pelekat bermotif loreng/bertapak catur. Suku Sasak mengenal teknik ini dengan beberut. ii. Tenun songket Dengan teknik menenun songket, kain yang dihasilkan berhias timbul yang terbuat dari benang katun, benang emas atau perak. iii. Tenun sulam Teknik ini dilakukan dengan menjahitkan benang berwarna di permukaan kain berdasarkan pola dan corak tertentu. iv. Tenun ikat Kain tenun ikat dibuat dengan mengikat bagian tertentu pada benang sehingga bagian tersebut tak terkena warna saat benang dicelup dalam zat warna. Pengikatan benang yang sedemikian rupa menghasilkan bentukan dan keharmonisan warna sesuai dengan motif yang ditentukan sebelumnya. Belajar menenun di desa suku Sasak. foto Instagram ekafzh6 Tak mudah membuat selembar kain tenun Sasak. Dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, juga kreativitas. Perempuan pemintal akan duduk beselanjar dengan kedua kaki direntangkan ke depan. Sebuah palang kayu menahan panggul mereka. Sebuah alat tenun diletakkan di pangkuan mereka. Biasanya mereka akan duduk menenun seharian dan hanya istirahat untuk makan siang. Dalam sehari, perempuan penenun mungkin hanya bisa menyelesaikan 8-x cm. Tidak mengherankan jika satu kain bisa selesai dalam jangka waktu two-three bulan. Bagi suku Sasak, kain tenun amat berhubungan dengan budaya mereka. Di beberapa desa yang masih mempertahankan adat, para perempuan lazim mengenakan kain tenun sehari-hari. Selain itu, beberapa upacara adat dan keagamaan pun menggunakan kain adat sebagai sarananya. Pengantin Sasak dalam balutan kain tenun. foto Instagram bogelarrizal Saat kamu berkunjung ke Lombok, jangan hanya membawa pulang kain tenun indah ini. Rasakan juga pengalaman balajar menenun kain langsung ke para perempuan Sasak. Ada tiga sentra kerajinan tenun Sasak di Lombok yang bisa kamu kunjungi, yakni Desa Sukarara di Lombok Barat, Desa Adat Sade di Lombok Tengah, serta Desa Pringgasela di Lombok Timur.dwi Travel Sabtu, 11 Agustus 2018 sixteen35 Kuliner Minggu, 12 Agustus 2018 0800 Kuliner Sabtu, xi Agustus 2018 1303 LAINNYA DARI MERAH PUTIH Travel Jumat, xviii Februari 2022 xi34 Travel Selasa, 09 Nov 2021 0803 Kuliner Rabu, 03 November 2021 sixteen01 Travel Rabu, 20 Oktober 2021 2202 LAINNYA DARI MERAH PUTIH Travel Jumat, eighteen Februari 2022 1134 Siapa Si Buta Dari Gua Hantu? Si Buta Dari Gua Hantu garapan Ganesh Th. “Inilah perbuatan Si Raja Gagak bersarang di air terjun Gua Hantu’ di atas gunung sana” Travel Selasa, 09 November 2021 0803 Kuliner Rabu, 03 November 2021 sixteen01 Travel Rabu, xx Oktober 2021 2202 Source service/read/tenun-sasak-lembaran-indah-karya-perempuan-lombok
Kategori Proyek riset_kajian_kuratorial Deskripsi Proyek Penelitian ini berjudul Kerajinan Tradisional Perempuan Lombok bertempat di NTB yaitu Kota Mataram, Kab. Lombok Timur, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Barat, dan Kab Lombok Utara. Adapun kerajinan tradisional yang dihasilkan oleh kebanyakan perempuan di Lombok yaitu, gerabah, ukiran kayu, mutiara, ingke, lontar, olahan bambu, tenun, mutiara dll. Peneliti akan melakukan penelitian langsung ke tempat pembuatan kerajinan tradisional dan mewawancara mulai dari sejarah kerajinan, pemerolehan bahan, proses pembuatan sampai penjualan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah dan keanekaragaman kerajinan yang dihasilkan oleh perempuan Lombok sebagai nilai jual ke wisatawan. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Peneliti akan mencari informasi dengan lengkap dari sejarah kerajinan di desa tersebut, bahan, proses produksi hingga penjualan. setelah peneliti mendapatkan data tersebut, peneliti akan membuat sebuah buku tentang kerajinan tradisional perempuan Lombok dengan maksud, menambah nilai jual kepada wisatawan. Latar Belakang Proyek Kawin lari sebagian dari adat istiadat di Lombok. Kemudian, pulau Lombok mendapat gelar baru yang disebut seribu janda, bukan karena adatnya “kawin lari” namun, karena nikah dini sering terjadi di Lombok. Lagi-lagi perempuan jadi korban. Sekarang umur belasan tahun sudah menjadi janda. Gelar ini berdampak bagaimana perempuan Lombok dilihat dan diperlakukan dunia. Walaupun pemerintah mencoba menghapuskan, namun hal ini cukup sulit. Kawin cerai tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ekonomi, mental yang belum mantang, percek-cokan atar pasangan atau masalah lainnya. Hal inilah menjadi faktor perempuan Lombok harus berjuang untuk anak dan kebutuhannya sendiri, walaupun sebagian terdapat juga perempuan Lombok hanya membantu ekonomi keluarga dengan membuat kerajinan dan bertani. Kebanyakan perempuan mencari kerjaan yang tidak jauh dari rumah agar selalu dekat dengan anak salah satunya yaitu kerajianan, seperti tenun, gerabah, mutiara, berugak, rotan dll yang dihasilkan di kota maupun kabupaten. Bagiku meneliti tentang persoalan perempuan haruslah memiliki keberpihakkan terhadap perempuannya. Oleh karena itu, peneliti akan menguraikan kerajinan-kerajinan yang dihasilkan oleh perempuan Lombok di kota dan kabupaten. Kerajinan Lombok yang sedikit diketahui oleh wisatawan, dikarenakan lokasinya berbeda-beda, sehingga menghabiskan waktu diperjalanan. Lombok memang kaya akan wisata. Namun, kerajinan tradisional yang dibuat oleh perempuan Lombok harus diketahui sampai mancanegara. Masalah yang Diangkat Berdasarkan tema yang saya ambil, saya ingin membantu perekonomian perempuan-perempuan Lombok. Dengan terselesainya penelitian ini saya ingin menjadikan sebuah buku khusus kerajinan yang dihasilkan oleh perempuan Lombok sebagai nilai jual untuk wisatawan. Saya berharap hal ini dapat terwujud. Jika banyak wisatawan yang mengetahui dan membeli kerajinan dengan otomatis semakin banyak produksi kerajinan yang dibuat. Dengan demikian, meningkat pula penghasilan mereka. Indikator Sukses Indikator keberhasilan 1. Peneltian ini tentang keanekaragaman kerajinan yang dihasilkan perempuan Lombok. 2. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku yang diamati. Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena yang terjadi. 3. Teknik pengumpulan data yaitu metode wawancara, dokumentasi dan simak catat. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku harian, laporan kerja, catatan kerja, rekaman video maupun foto. 4. Sumber data penelitian ini menggunakan data primer, yaitu sumber data utama penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa lewat perantara. Sumber data penelitian ini adalah pengrajin perempuan. Sumber data yang didapat di kabupaten Lombok Timur Desa Loyok, Suradai, Dusun Senanti Desa Sukaraja, Masbagek, Kab. Lombok Tengah Desa Penujakk, Desa Sukarara, Beleke, Kab. Lombok Barat Desa Banyumulek, Labu Api, Kota Mataram Desa Rungkang, Lendang Re, Sekarbele dan Karang Genteng, Kab Lombok Utara Medana. 5. Penelitian membutuhkan waktu paling lama 5 bulan untuk mendapatkan data di kota dan kabupaten. Dana yang Dibutuhkan Juta Durasi Proyek 5 bulan
kerajinan yang dihasilkan perempuan di lombok adalah kain